Jaringan Toko Sembako Cengkeram Ekonomi Rakyat

Jaringan Toko Sembako Cengkeram Ekonomi Rakyat
Jaringan Toko Sembako Cengkeram Ekonomi Rakyat

Oleh: Hendra ZonPengelola Pasar Rakyat

AGAMA Islam dalam perkembangannya, kokoh menjaga akidah umat melintasi waktu dan jarak, tidak lepas dari pola yang dikembangkan Rasulullah Muhammad SAW dalam menegakkan syiar Islam, yaitu dengan 3 kebijakan membangun :1. Masjid sebagai sarana melaksanakan ibadah berjamaah dan menjadi landmark wilayah, adanya komunitas muslim di situ

2. Pasar yang memakmurkan umat, menghindari kelaparan sehingga terjaga ketahanan iman dari bujuk dan rayu untuk melepaskan akidah.3. Sekolah untuk meningkatkan kepandaian, kecerdasan dan meningkatkan pengetahuan serta wawasan sosial sehingga terhindar dari kebodohan yang mudah di tipu untuk meninggalkan akidah Islam.

Tantangan Kondisi Umat:Di negara kita melalui wakaf umumnya di kembangkan dan disalurkan hanya boleh untuk membangun Masjid dan Sekolah, terutama sekolah agama. Sementara pendirian Pasar sepertinya masuk dalam daftar negatif investasi, karena tidak ada dalam daftar yang di beri ijin departemen perdagangan untuk di kelola masyarakat umum. Sehingga Pasar hanya boleh di kelola oleh pemerintah.

Baca juga:

Sementara pemerintah kurang memberikan perhatian, pembinaan dan perlindungan pada usaha kreatif masyarakat melalui pembinaan Pasar untuk menggairahkan dan melindungi umat menciptakan barang setengah jadi atau barang jadi yang menjamin ketersediaan makanan dan minuman yang mengisi perut umat.Yang memberikan keuntungan ekonomi bagi pelaku UMKM yang dengan kreatifitas, ketrampilan dan keilmuannya mampu meningkatkan nilai tambah dari sekedar menjual bahan baku mentah dengan masa kadaluarsa terbatas dan kemasan yang tidak praktis.

Pasar seharusnya menjadi tempat membina pelaku usaha yang mengubah bahan baku pertanian menjadi produksi setengah jadi seperti bumbu dalam kemasan dan frozen food serta industri makanan dan minuman setengah jadi lainnya, hingga barang jadi yang dikonsumsi langsung.Fungsi pasar bukan sekedar tempat jual dan beli tetapi juga selaku pembina, agar pelaku usaha sejenis dapat bertahan hidup di kumpul kan dan di standarisasi untuk mencapai skala ekonomi produksi berjamaah hingga memenuhi standar ekspor.

Pemerintah agaknya lebih ber orientasi pada eksploitasi sumberdaya alam yang disediakan alam berlimpah untuk diperdagangkan mentah daripada membangun ketahanan pangan, sandang dan keperluan lainnya yang mengeksplorasi sumber daya dan upaya masyarakat untuk mengolah bahan baku mentah menjadi produk yg memberi manfaat ekonomi bagi umat.Akibatnya ruang kosong proses produksi tersebut di isi oleh pengusaha 2 dengan skala besar yang memproduksi berbagai pangan untuk mengisi perut masyarakat luas dengan berbagai industri yg di lindungi pemerintah untuk konsumsi masyarakat luas. Umat terpasung seperti tidak diberi kesempatan mengembangkan kreatifitas dan produksinya untuk dapat dijual melalui pasar.

Pengelola pasar tidak faham dengan fungsi nya selaku penyelenggara ketersediaan kebutuhan dan membina agar ketersediaan bahan dari umat, diproses oleh umat, konsumsi untuk umat.Umat terpaksa hanya menonton dan menjadi konsumen, jadilah umat sebagai pasar nya produsen besar pangan yang berhadapan dengan umat sebagai konsumen yang menghabiskan apapun produk yang ditawarkan pasar.

Bahkan kondisi lebih buruk lagi terjadi dimana industri rumahan hingga industri menengah dengan skala perdagangan terbatas tergusur dan mati yang di akibatkan kelalaian pemerintah, sebagaimana ilustrasi dibawah ini.

Sebagai ilustrasi: Satu jaringan toko sembako sebut saja namanya jaringan Gerai Gurita, memiliki 20 ribu outlet yang tersebar di seluruh penjuru wilayah Jabodetabek. Dengan kekuatan sebesar itu Gurita akan menghisap kemampuan produsen lokal untuk memasarkan produknya karena masyarakat sudah dibanjiri produk sejenis yang di distribusikan gerai Gurita.Satu produsen lokal, sebut namanya Alibaday yang mewarisi usaha ayahnya di Bogor, sudah lama memproduksi susu dalam kemasan yang ternama dengan merk "Susu Wuenak" yang penjualannya booming sebelum adanya jaringan Gerai Gurita, merasakan usahanya semakin terdesak dipasaran karena konsumen dibanjiri merk "Susu Masam" yang mudah diperoleh disetiap outlet jaringan Gurita di seantero sudut kota.

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini