Buliran, MAKASSAR - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Indonesia belakangan ini terutama yang menimpa sektor padat karya disebabkan kondisi perekonomian dunia.Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor mengatakan sektor padat karya menjadi penyumbang tertinggi angka PHK di Indonesia.
"Jadi memang setelah kami evaluasi di bidang padat karya yang berdampak dari global perekonomian dunia, memang jumlah permintaan pada mereka itu berkurang," kata Afriansyah usai membuka Pelatihan Kompetensi di Balai BPVP Makassar, Rabu (7/8).Akibat berkurangnya permintaan dari pasar global, kata Afriansyah, pabrik-pabrik yang sudah menyiapkan bahan ekspor pun ikut berdampak.
"Pabrik-pabrik yang yang tadinya menyiapkan bahan ekspor itu menurun nilainya. Ini yang menyebabkan PHK," tuturnya.Afriansyah mengklaim walaupun banyak perusahaan yang tutup, tetapi iklim investasi yang masuk di Indonesia sangat baik dan investor siap bangun pabrik padat karya.
"Kita akan menekankan bagaimana membangun industri di Indonesia dan pasarnya adalah Indonesia itu sendiri. Jadi ini yang kita harapkan bisa membangkitkan kembali dan menyerap tenaga kerja," ungkapnya."Kita akan melihat setelah industri yang dibangun di Indonesia oleh investor dari luar, makanya di pemerintahan sekarang sudah meresmikan beberapa kawasan industri yang dibangun untuk ke depannya," sambungnya.
Kemnaker mencatat 32.064 tenaga kerja terdampak PHK sepanjang Januari hingga Juni 2024.Dari jumlah tersebut, mayoritas atau 23,29 persen kasus PHK terjadi di Jakarta.
Selanjutnya Jawa Tengah sebanyak 4.275 orang dan Sulawesi Tengah sebanyak 1.812 orang. (*/pta)
Editor : Buliran News