Buliran.com - Jakarta,
Pakar Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menyatakan, sektor pertanian di era Presiden Prabowo Subianto mampu menjadi 'jawara' baru yang menopang pertumbuhan ekonomi, berdasarkan lapangan usaha.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 yang menclok di level 4,87 persen, berasal dari kontribusi sektor pertanian sebesar 1,11 persen. Disusul industri pengolahan sebesar 0,93 persen, sektor perdagangan 0,66 persen serta informasi dan komunikasi/infokom sebesar 53 persen, Selasa (6/5/2025).
"Kontribusi tinggi dari sektor pertanian ditopang panen raya komoditas padi dan jagung. Sektor pertanian tumbuh tinggi karena adanya kenaikan permintaan domestik. Saat panen raya padi dan jagung, tumbuh 42,26 persen di kuartal I-2025." ungkap Khudori, Jakarta, Senin (5/5/2025)
Jika ditilik dari produksi beras dan jagung di triwulan I-2025, menurut Khudori, memang cukup tinggi dibandingkan triwulan I-2024. Misalnya, produksi beras dan jagung (pipilan kadar air 14 persen) di triwulan I-2024, masing-masing 5,6 juta ton dan 3,4 juta ton.
Sedangkan pada triwulan I-2025 produksi beras dan jagung (pipilan kadar air 14 persen) masing-masing naik menjadi 9,04 juta ton dan 4,64 juta ton. "Jadi memang ada kenaikan yang lumayan tinggi," kata Khudori.
Mengapa naik tinggi? Dia menyebut sejumlah faktor. Pertama, produksi beras dan jagung triwulan I-2025 cukup tinggi, karena luas panen yang mengalami kenaikan. Di mana, luas panen yang tinggi karena luas tanam yang tinggi.
"Karena 3-4 bulan lalu, saat tanam padi dan jagung, iklim atau cuacanya normal. Sementara produksi beras dan jagung triwulan I-2024, rendah karena luas panen rendah, karena luas tanam yang rendah. Pada 3-4 bulan (September-Desember 2023) sebelum Januari-Maret 2024, iklim atau cuaca tidak normal, ada El Nino. Jadi, produksi padi dan jagung di triwulan I-2025 tinggi, salah satunya karena itu tadi, iklim atau cuacanya normal," bebernya.
Sebelumnya, Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebut sektor Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan dobel digit untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir. Yakni sebesar 10,52 persen secara tahunan atau year on year (yoy) di triwulan I-2025.
“Jadi, dalam waktu kurun 2010 sampai dengan 2025, baru kali ini pertanian bisa tumbuh double digit di triwulan I. Oleh sebab itu, selama 15 tahun terakhir, kali ini adalah pertumbuhan sektor pertanian yang tertinggi,” ujar Amalia di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Ia menuturkan, peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dari Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan didorong oleh pertumbuhan subsektor tanaman pangan sebesar 42,26 persen (yoy), berkat panen raya padi dan jagung. (Ic/Red)
Editor : Redaktur Buliran