Proyek Sepi Bikin Paceklik, Laba Bersih Semen Indonesia Terjun Bebas Nyaris 93 Persen

PT Semen Indonesia (Persero/SIG) Tbk semakin kuasai pasar dalam negeri. (Foto: Antara).
PT Semen Indonesia (Persero/SIG) Tbk semakin kuasai pasar dalam negeri. (Foto: Antara).

Biliran.com - Jakarta,

Dalam tiga tahun terakhir, kinerja keuangan PT Semen Indonesia (Persero/SMGR) Tbk semakin babak belur. Khususnya pada 2024 dan semester I-2025. Sejumlah indikator seperti laba bersih dan pendapatan perusahaan terjun bebas semuanya.

Direktur Utama SMGR, Indrieffouny Indra menyampaikan laporan keuangan tanpa audit di paruh pertama 2025, laba bersih SMGR terjun bebas hingga 92,6 persen ketimbang semester I-2024 yang mencapai Rp503,4 miliar.

Anjloknya kinerja keuangan SMGR ini, bisa jadi karena sepinya pembangunan, akibat lemahnya daya beli. Serta tertundanya sejumlah proyek pemerintah yang memerlukan semen dalam jumlah besar.

"Dampaknya, laba per saham merosot ke Rp6 per lembar pada akhir Juni 2025. Sedangkan akhir juni 2024 senilai Rp74 per saham," ungkapnya, Jakarta, dikutip Minggu (3/8/2025).

Sehingga, lanjutnya, total ekuitas perseroan ikut merosot 1,65 persen menjadi Rp47,5 triliun jika dibandingkan akhir Juni 2024. Di sisi lain, jumlah kewajiban bertambah 1,8 persen ketimbang akhir tahun 2024, menjadi Rp27,1 triliun.

Selain itu, SMGR mengalami penyusutan pendapatan 4,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp15,6 triliun di akhir Juni 2025.

Beda dengan penjualan terak kepada pihak ketiga yang justru meningkat 31,6 persen secara tahunan, menjadi Rp1,83 triliun. Demikian pula penjualan bangunan selain semen, melompat 51,9 persen secara tahunan, menjadi Rp635,22 miliar.

Sayangnya, kenaikan penjualan terak dan bangunan selain semen itu, tidak mampu menyelamatkan keuangan SMGR yang mengalami penurunan secara signifikan.

Pemicu rontoknya keuangan SMGR, karena anjloknya penjualan semen kepada pihak ketiga, sebesar 9,8 persen (yy), menjadi Rp11,06 triliun. Senasib, penjualan semen, beton jadi siap pakai dan lain lain, kepada sejumlah relasi amblas 8,8 persen (yoy), menjadi Rp926,4 miliar.

Pun demikian dengan pendapatan perseroan yang susut 0,63 persen (yoy), menjadi Rp12,4 triliun. Laba kotor merosot 18,7 persen (yoy) menjadi Rp3,13 triliun.

Akibatnya, laba SMGR sebelum pajak penghasilan ikut turun 78,2 persen secara tahunan, menjadi Rp155,2 miliar. Dan, laba periode berjalan tergerus 92,4 persen (yoy), menjadi Rp37,9 miliar. ***

(Ican)

Editor : Redaktur Buliran