Luhut Pandjaitan: Saya Mendukung Gaya Purbaya yang Efisien Menerjemahkan Keinginan Presiden

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.

Buliran.com - Jakarta,

Sejak dilantik menjadi menteri keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menampilkan gestur ceplas-ceplos. Bebeda dengan pendahulunya, Sri Mulyani, hingga Purbaya disematkan istilah 'gaya koboi'.

Merespons hal itu, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tak ambil pusing. Menurut dia, Purbaya dapat menangkap apa yang diinginkan presiden.

"Saya kira kan bagus apa yang dilakukan oleh beliau. Menurut saya, menerjemahkan keinginan Presiden lebih efisien, lebih efektif, dan juga data-data yang diberikan bagus, memastikan juga keinginan Presiden, anggaran itu turun ke bawah, sehingga perputaran uang di bawah itu jalan," kata Luhut diemtui di Kompleks Balai Kota Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Luhut mengungkap, cara Purbaya dengan menggelontorkan dana Rp 200 triliun ke bank himbara menjawab kebutuhan perputaran uang untuk masyarakat. Dia pun mengapresiasi keputusan yang diambil mantan kepala lembaha penjamin simpanan (LPS) tersebut.

"Ujung-ujungnya ya harus ada dana itu sampai di bawah. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Keuangan di parlemen sudah bagus sekali dan itu program yang menurut saya sangat bagus," puji Luhut.

Kebijakan Cukai Rokok

yes
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa. (Dok LPS)

Selain soal penggelontoran dana Rp 200 triliun, Luhut turut berkomentar soal kebijakan cukai rokok yang mencapai 57% disebut Purbaya seperti 'firaun'.

"Ya saya kira beliau juga kemarin sudah bicara dengan Dewan Ekonomi. Memang kita menyarankan untuk dilihat itu. Karena itu penerimaan potensi yang besar sekali. Jangan orang nanti lari ke penyeludupan," komen Luhut.

Luhut meyakini, kebijakan diambil Purbaya harusnya sudah dipertimbangkan dengan matang. Karenanya, dia tak ambil pusing walau menggunakan gaya koboy selama hasilnya jelas dan bertujuan baik.

"Ya penting kan tujuannya bagus dan memang menurut saya dalam konteks keadaan seperti sekarang, memang harus cepat membuat keputusan, dan memang kalau cepat membuat keputusan untuk kepentingan orang banyak, rakyat, ya kenapa tidak?" kata Luhut. ***

(Didik)

Editor : Redaktur Buliran