Dana Abadi Pendidikan pada 2026 Bakal Tembus Rp 175 Triliun

Indrawati dalam acara KSTI 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025).
Indrawati dalam acara KSTI 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025).

Buliran.com - Jakarta,

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan di hadapan Presiden Prabowo Subianto, para pemimpin intelektual, peneliti, serta seluruh pegiat sains dan teknologi, bahwa Indonesia saat ini memiliki dana abadi pendidikan Rp 154,1 triliun. Sementara tahun 2026, dana abadi pendidikan kemungkinan akan mencapai Rp175 triliun.

“Saya termasuk yang memulai melahirkan dana pendidikan abadi ini 2009 dengan Rp 1 triliun. Waktu itu motivasinya ada dua, make sure bahwa anggaran 20 persen di dalam APBN yang diamanatkan konstitusi tidak wasted. Jadi kalau tidak terbelanjakan, dia harus menjadi dana abadi,” tutur Sri Mulyani dalam acara KSTI 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025).

Menurutnya, saat itu banyak juga sekolah yang tidak mampu membelanjakan dana pendidikan dengan tepat. Hasilnya, malah dipakai untuk mengganti fasilitas yang masih bagus, atau bahkan urusan mengecat pagar dan bangunan.

“Maka motif pertama dulu adalah making sure bahwa dana pendidikan tidak goes wasted. Dibuatlah wadah yang disebut dana abadi. Tapi motif kedua adalah karena saya waktu jadi Menteri Keuangan di 2005, 2006 mulainya. Itu saya merasa minder. Karena banyak orang Indonesia yang tidak mampu sekolah di the best university,” jelas dia.

Indonesia Mampu Bersaing

Sri Mulyani ingin memiliki anak bangsa dari lulusan universitas bergengsi dunia, sebagaimana Menteri Keuangan negara lain membanggakan jajarannya.

“Waktu itu saya event di lingkungan ASEAN, Malaysia, Singapura, mereka selalu bilang, oh I have my staff, udah belajar di Harvard, Columbia, di Stanford, di London School of Economics. Mereka bilang, anak buah saya nggak ada yang belajar di situ. Dan kita merasa, suddenly we realize kita harus checking out. Sehingga muncullah keinginan untuk bisa mengirim orang Indonesia,” kata dia.

Sri Mulyani sangat yakin generasi bangsa Indonesia mampu bersaing di universitas bergengsi dunia. Hanya saja, selama ini kemampuan biaya menjadi momok utama.

“Sehingga saya ingin melaporkan kepada Bapak Ibu sekalian, Rp154,11 triliun. Kalau tahun ini ditambah dengan another Rp20 triliun, akan menjadi Rp175 triliun, next year juga akan menambahkan lagi. Dana abadi pendidikan Rp126,12 triliun, ini untuk pendidikan. Dana abadi penelitian Rp12,99 triliun. Dana abadi perguruan tinggi Rp10 triliun. Dana abadi kebudayaan Rp5 triliun,” ungkapnya.

670 Ribu Penerima Manfaat

Dengan dana abadi sektor pendidikan, sebanyak 670 ribu anak-anak Indonesia telah menjadi penerima manfaat, 92 ribu menerima manfaat dalam bentuk beasiswa gelar, 55.586 alumni, dan 578 ribu penerima beasiswa non-degree.

“What about the top university? Di dunia, 3.363 orang, 24 alumni LPDP dari MIT. Saya yakin di sini ada nggak, 63 alumni dari University of Oxford, 96 alumni dari Harvard University, 72 alumni dari University of Cambridge, 20 alumni dari Stanford, 78 dari Berkeley, dan 308 dari Imperial College London. Tidak ada yang tepuk tangan,” ujar Sri Mulyani sambil mengajak apresiasi hadirin.

“Dari 0 hingga 3.363. Saya berharap akan lebih banyak lagi,” pungkasnya.***

(Ican)

Editor : Redaktur Buliran