Jerit Hati Ayah Korban, Usai Kantor DPRD Makassar Dibakar Massa

Kericuhan terjadi di depan Kantor DPRD Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (29/8/2025) malam.
Kericuhan terjadi di depan Kantor DPRD Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (29/8/2025) malam.

Buliran.com - Makassar,

Saharuddin Daeng Sarring, ayah Budi Haryadi salah satu korban kerusuhan di kantor DPRD Makassar yang dibakar massa mengungkapkan isi hatinya. Sang anak kini masih berjuang di ruang ICU Rumah Sakit Primaya akibat luka bakar yang dideritanya.

Curahatan hati sang ayah dituangkan kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang saat itu sedang berkunjung ke Makassar.

"Saya menyampaikan kepada pak menteri bagaimana nanti (anaknya) bila Tuhan menghendaki (selamat dari kritis). Tentu pemulihan ini butuh proses panjang. Setelah keluar dari rumah sakit bagaimana kelanjutannya," ucapnya seusai bertemu Mensos bersama perwakilan korban lainnya di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (7/9/2025).

Saharuddin diundang bersama perwakilan keluarga lainnya yang menjadi korban insiden pembakaran DPRD Makassar di rumah duka, korban Rusdamdiansyah alias Dandi (26) pengemudi ojek daring yang dikeroyok massa karena disangka intelijen.

Pria yang akrab dipanggil Daeng Sarring ini berharap, pemerintah tetap memberikan perhatian kepada korban dan keluarganya. Sebab, Budi merupakan tulang punggung keluarga dan telah memiliki dua anak yang masih kecil, tentunya butuh biaya hidup.

"Kalau pengobatannya sampai saat ini masih dijamin BPJS Kesehatan. Tapi bagaimana biaya anak-anaknya yang masih kelas satu dan kelas empat SD ,serta biaya hidup nanti, walaupun dia masih tinggal bersama saya. Kami berharap ada dukungan," katanya berharap.

Kondisi Korban

Ia menjelaskan, Budi bekerja sebagai Anggota Satpol PP yang diperbantukan di Kantor Kecamatan Tallo. Dia mulai masuk pada 2016 lalu. Statusnya kini Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu. Untuk menambah penghasilan, Budi juga nyambi menjadi pengemudi ojek daring (Ojol) Grab.

Saat ditanyakan kondisi Budi saat ini, dia mengatakan, perkembangannya belum sepenuhnya sadar, namun tetap ada peningkatan dan belum ada permintaan dirujuk.

"Kondisi belum sadar penuh, tapi sesekali ngomong dan tidak semua orang dia kenali. Kondisi kaki dan badannya baik, tapi kepalanya belum, karena memang kepalanya saat itu kena (luka berat). Belum dirujuk, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak rumah sakit Primaya. Mohon doanya," ujar dia. Saat kejadian pembakaran Kantor DPRD Makassar pada Jumat (29/8) malam, korban Budi Haryadi nekat melompat dari lantai atas gedung tersebut saat api mulai membakar ruangan. Korban sempat dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit, namun informasi dan berita tersebut tidak benar.

Mensos Saifullah Yusuf dalam kunjungannya menyampaikan, seluruh korban diberikan perlindungan dan jaminan sosial. Termasuk memberikan santunan sebesar Rp15 juga masing-masing bagi tiga orang korban meninggal dan sebesar Rp5 juta setiap orang korban luka. Selain itu, ada program rehabilitasi dan pemberdayaan sosial.

"Sebagai tindak lanjut dari perhatian pemerintah, kita berikan santunan dan hal-hal lainnya yang diperlukan sebagai bagian perlindungan dan jaminan sosial," tuturnya didampingi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di rumah duka Dandi.

Dari kejadian itu, BPBD Makassar melansir sebanyak delapan korban, tiga orang meninggal dunia merupakan ASN masing-masing Syaiful Akbar Plt Kasi Kesra Kantor Kecamatan Ujung Tanah, Sarinawati dan Muhammad Akbar Basri sebagai staf Sekretariat DPRD Makassar serta lima lainnya mengalami luka berat dan sedang.***

(Candra)

Editor : Redaktur Buliran