Peternak Ayam Solo Gelar Demo di Bundaran Gladak, Desak Mentan Amran Mundur Jika Tak Mampu Atasi Krisis Jagung yang Sebabkan Harga Pakan Melonjak

Aksi protes peternak ayam terkait harga pakan jagung yang melonjak di Surakarta, Jawa Tengah, pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Aksi protes peternak ayam terkait harga pakan jagung yang melonjak di Surakarta, Jawa Tengah, pada Selasa, 26 Agustus 2025.

Buliran.com - Surakarta,

Puluhan peternak ayam di wilayah Solo Raya menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Gladak, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa 26 Agustus 2025.

Aksi ini berlangsung dengan teatrikal mandi jagung sebagai simbol protes atas harga pakan yang semakin tinggi dan dinilai memberatkan peternak.

Sejumlah spanduk berisi kritik dibentangkan, salah satunya bertuliskan “Ganti Mentan, Bentuk Kementerian Peternakan” sebagai sindiran kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Koordinator peternak ayam rakyat Solo Raya, Parjuni, mengatakan aksi ini muncul karena kekecewaan mendalam terhadap pemerintah yang dianggap tidak mampu mengendalikan harga jagung.

“Hari ini kita ketahui bersama kenapa kita melakukan aksi adalah naiknya harga jagung yang mahal, pemerintah tahu tidak kalau harga jagung sudah semahal ini,” kata Parjuni dalam orasi di depan massa.

Selain orasi, para peternak juga membagikan ayam gratis kepada masyarakat sebagai bagian dari bentuk protes mereka terhadap kebijakan pemerintah.

Parjuni mengungkapkan harga jagung di pasaran saat ini mencapai Rp7.000 per kilogram, jauh di atas harga acuan pemerintah yang ditetapkan sebesar Rp5.500 per kilogram.

“Harga jagung Rp7 ribu, bahkan itu sudah di atas harga yang ditetapkan pemerintah, bahkan nanti diperkirakan naik menjadi hampir Rp8 ribu di mana jagung mengalami krisis kembali,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi ini semakin membingungkan karena pemerintah melalui Dirjen Tanaman Pangan sempat menyampaikan stok jagung nasional mencapai 4 juta ton.

“Angka 4 juta ton itu bukan angka kecil karena ini kebutuhan untuk kira-kira hampir tiga bulan nasional, jadi ini sesuatu yang aneh yang harus kita cek, kita minta kepada pemerintah di mana penyimpanannya,” tegas Parjuni.

Ia menambahkan, jagung merupakan komponen utama pakan ternak yang mencapai 50 persen dari kebutuhan peternak ayam di Indonesia.

Oleh sebab itu, ia mendesak agar pemerintah segera mengaktifkan program penyangga seperti SPHP maupun cadangan pangan agar peternak tidak terus dirugikan.

“Kalau memang pak menteri nggak bisa menyelesaikan ini lebih baik diganti aja, mundur lebih bagus,” pungkasnya.***

(Hani K)

Editor : Redaktur Buliran