banner ping kiri 120x600
banner kuping kanan120x600

Dunia Sastra di Bangka Belitung dan Kemunculan Penyair Itsnataini

Dunia Sastra di Bangka Belitung dan Kemunculan Penyair Itsnataini
Dunia Sastra di Bangka Belitung dan Kemunculan Penyair Itsnataini

Tahun 2000-an, atau tepatnya tahun 2005, baru muncul Andrea Hirata dengan karya berjudul Laskar Pelangi (Bentang Pustaka, Yogyakarta, 2005). Novel pertama Andrea Hirata ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan.Setelah novel ini difilmkan sineas Riri Riza, novel Laskar Pelanggi semakin dikenal dan sangat laris. Hingga kini, Laskar Pelangi telah diterbitkan dalam 25 versi bahasa asing dan beredar di 130 negara. Novel ini menjadi referensi di banyak sekolah, universitas, dan lembaga di luar negeri untuk studi pendidikan, sastra, dan budaya Indonesia.

Andrea Hirata sebagai penulis pun telah meraih sejumlah penghargaan internasional. Dampak positif setelah itu adalah, Provinsi Bangka-Belitung semakin terkenal dan dunia pariwisata di daerah itu semakin dilirik investor dan wisatawan dalam dan luar negeri. Setelah Andrea dunia sastra Bangka-Belitung seolah-olah kembali sepi.Tatkala media sosial semakin tumbuh subur dan menyatu dengan kemajuan teknologi informasi, berbagai genre karya sastra, berseliweran di jagad maya. Terkait dengan “keheningan” dunia sastra di Bangka-Belitung yang begitu lama, kemudian riuh rendah dengan kemunculan Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi (2005), dan kemudian muncul dua nama penyair Bangka-Belitung di Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), Sobron Aidit dan Yudhie Guszara, saya seperti mendapat angin segar dengan kemunculan perempuan penyair Itsnataini – kelahiran 1971 dan kini ASN di Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung.

Saya memcermati karya puisi Itsnataini di Bangka Pos edisi Minggu, 5 September 2021. Ada empat puisi menarik dengan warna khas Itsnataini, yakni “Surat Sarat Sirat”, “Senja Bertabur Syukur”, “Kisah tak Basi”, dan “Muram Geram”.Itsnataini selama ini banyak menulis puisi di media sosial akun facebooknya. Sebelumnya, karya yang dia tulis disimpan saja di laptopnya. Sebagian puisinya pun dibacakan dan dividiokan dengan bagus dan bisa disubcribe di akun youtube. Walaupun pertama kali tayang di Bangka Pos, namun sejauh pengamatan saya, Istnataini seperti memberi harapan baru dalam dunia kepenyairan di Bangka Belitung

Dari informasi yang saya himpun, diam-diam, Itsnataini sudah menulis sejak SD dan sejak lima tahun belakangan baru berani dan intens memublikasikan di media sosial. Karena puisi-puisinya mengajak orang-orang untuk mencintai dan memuliakan kemanusiaan, menegakkan keadilan, membenci kemunafikan dan menempatkan derajat manusia pada ketinggian, derajat yang diinginkan Tuhan sebagai hamba terpilih, saya mendesak Itsnataini untuk membukukan karya-karyanya. Saya cermati komentar-komentar di laman facebook-nya, banyak pembaca suka puisi-puisi Itsnataini.

Bahkan, yang lebih mengejutkan, pertengahan September 2021 terbit buku kumpulan puisi Itsnataini yang dikemas dengan judul Garizah Kalbu, dan diterbitkan penerbit buku terbaik Sumatera Barat, anggota IKAPI, visigraff, Padang.Penerbit Visigraf yang dikeloa sastrawan Yusrizal KW ini sudah banyak menerbitkan karya sastrawan terkemuka Indonesia, seperti AA Navis (alm), Wisran Hadi (alm), Rusli Marzuki Saria, Gus tf, Iyut Fitra, Adri Sandra. Empat nama pertama sudah meraih penghargaan sastra SEA Write Award dari Kerajaan Thailand. Iyut Fitra tahun 2021 telah meraih Penghargaan Sastra dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Adri Sandra adalah penyair Indonesia pembuat dua rekor MURI.

Advertisement
Scroll Dalam Berita2
Scroll kebawah untuk lihat konten
Secara tidak langsung hal itulah yang mendorong Itsnataini menerbitkan buku Garizah Kalbu dengan harapan bisa pula menyumbangkan sesuatu bagi dunia sastra, khususnya dunia kepenyairan di Bangka Belitung. Buku kumpulan puisi Itsnataini diberi kata pengantar oleh Dr. Zurmailis, M.A.,pakar sastra lulusan Universitas Gadjah Mada dan kini mengajar di Universitas Andalasa (Unand) Padang.Ada sebanyak 71 puisi dalam buku ini, yang sekaligus sebagai penanda tahun kelahiran penyairnya, yang bisa kita nikmati. Karya puisi yang telah dihasilkan penyair ini tentu lebih banyak dari yang dihimpun dalam buku tersebut, yang bukan tidak mungkin pada waktunya akan terbit buku kumpulan puisi Itsnataini berikutnya. Semoga.

Secara umum saya mencatat, puisi-puisi karya Itsnataini adalah respons kreatif penyair terhadap kondisi kehidupan, terhadap takdir. Segala yang terasa dalam diri penyair akibat persentuhan atau penghayatan terhadap kehidupan dicernakan menjadi puisi: rasa keimanan/relijiusitas, cinta, ihwal sosial, peristiwa alam, bahkan ihwal aktivitas menulis puisi: kata, tanda baca, ditanggapi penyair secara kreatif.Kalau puisi dimaknai sebagai jembatan kata-kata, menghubungkan rasa jiwa penyair kepada para pembaca, maka puisi-puisi penyair Itsnataini dalam buku Garizah Kalbu ini dengan mudah dicerna dan dimaknai, diambil hikmah, pelajaran, dan berkahnya. Semoga menjadi inspirasi dan motivasi.

Menurut hemat saya, buku Garizah Kalbu ini bagus dan penting menjadi referensi dan bacaan di perpustkaan sekolah, perpustakaan kantor-kantor pemerintahan, dan perpustakaan perguruan tinggi untuk lebih menghidupkan Gerakan Literasi Nasional dan Gerakan Literasi Digital yang dicanangkan Presiden Jokowi.**

(Yurnaldi adalah wartawan utama, penyair Indonesia, tokoh/penulis penerima Literacy Award dari pemerintah Provinsi Sumatera Barat (2018), penerima penghargaan atas Pengabdian dan Peran serta sebagai wartawan terhadap Pembangunan di Sumatera Selatan (2019), penulis puluhan buku-buku jurnalistik dan puisi, mentor penulisan sastra dan jurnalistik, meraih sejumlah prestasi penulisan puisi, karya jurnalistik, dan foto tingkat nasional. Bersama sastrawan Hamsad Rangkuti (alm) menghadiri Pertemuan Penulis Dunia di London, Inggris dan London Book Fair, tahun 2004). Mantan Editorial Kompas. Kini Pemimpin Redaksi www.buliran.com. Buku terbarunya Wartawan & Penulis Diperhitungkan: Menang dalam Kompetisi (Penerbit Rumahkayu Pustaka Utama, 2021). Kontak email: yurnaldi66@gmail.com). Yang ingin order buku karya Yurnaldi tersebut, silakan hubungi WA 081261479920.

Editor : Buliran News
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini