Scroll untuk baca artikel
banner ping kiri 120x600
banner kuping kanan120x600
banner1

Anies Melesat, Anies Dicecar

Anies Melesat, Anies Dicecar
Anies Melesat, Anies Dicecar
bawah headline

Oleh : Dr. Ujang Komarudin, M.SiPenulis adalah Staff Khusus Ketua DPR RI, Dosen Tetap dan Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia serta Direktur Eksekutif Indonesia Political Review.

 SEJUMLAH lembaga survei selalu saja menunjukkan tiga nama yang elektabilitasnya terus menguat untuk bertarung di Pilpres 2022. Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto kerap menempati posisi teratas hasil survei.

Dari tiga nama tersebut, tentunya menarik untuk mengupas Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang akan habis masa jabatannya tak lama lagi. Harus diakui, Anies Baswedan adalah seorang capres yang sangat potensial. Namun karena berada di luar jalur partai, maka konsekwensinya adalah akan selalu dihajar dan digembosi. Apapun caranya, resiko menjadi capres potensial ya akan mendapat banyak serangan dari lawan politik.Meskipun mendapat serangan dari berbagai pihak, namun Anies tak gentar. Mantan Rektor Universitas Paramadina itu, terus menunjukkan konsistensi elektabilitas. Inilah yang selalu menjadi alasan bagi lawan politik untuk menghajarnya tanpa lelah dan dengan berbagai cara.

Untuk diketahui, politik itu secara sederhana hanya melingkupi dua hal saja. Pertama, membangun pencitraan. Dan kedua, melakukan pembusukan terhadap lawan. Jadi, pola-pola pembusukan lawan politik adalah sesuatu yang umum dan cenderung biasa saja dalam politik.

Artinya, apa yang dihadapi Anies Baswedan saat ini, merupakan sesuatu hal yang biasa saja dalam dunia politik. Dan ini pun tak perlu harus membuat Anies dan orang-orangnya apriori. Sebab, dibusuki dan diserang, merupakan sebuah konsekwensi yang harus dihadapi saat seseorang ingin menjadi capres.Hantaman dan cercaan serta berbagai godaan yang datang dari lawan politik dan partai politik yang ingin meminangnya yang juga sangat tinggi, harus disikapi Anies dengan bijak pula. Dalam hal ini, dia harus mencari sosok cawapres yang mampu mengimbangi torehan elektabilitasnya saat ini.

Advertisement
scrol dalam berita
Scroll kebawah untuk lihat konten
Jika dilihat dengan mata telanjang, ada dua model serangan yang ditujukan kepada Anies Baswedan. Model serangan yang bersifat umum, biasanya Anies distigmakan sebagai gubernur gagal dan tidak bisa bekerja. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga dituduh tidak punya prestasi. Jakarta dianggap amburadul selama dipimpinnya. Semua penghargaan yang diterima Anies dibilang rekayasa.Seluruh kebijakan  yang dibuat oleh Anies terus dicari celahnya untuk dijadikan sasaran serangan. Misalnya, Pulau Reklamasi disegel Anies. Penyegelan yang dilakukan Anies dituding cuma pencitraan saja.

Anies juga diserang soal Formula E. Gagal interpelasi di DPRD, ada yang datang ke lokasi untuk mencari gerombolan kambing. Semua itu dianggap salah satu cara ampuh untuk menjegal Anies di Pilpres 2024.Sedangkan serangan yang bersifat spesifik adalah, Anies dibilang kadrun karena masih ada keturunan Timur Tengah. Dia juga dicap radikal, bahkan disebut syiah.

Untuk mengantisipasi hal itu, Anies Baswedan yang dianggap sebagai salah satu tokoh yang mengusik kemapanan oligarki istana, harus mencari figur yang pas untuk mendampinginya.Diantara sejumlah nama yang mengemuka, sosok yang pas untuk berpasangan dengan Anies adalah Menteri BUMN saat ini, Erick Thohir. Alasannya, elektabilitas Erick belakangan ini terus menanjak. Selain itu, Erick yang punya latar belakang pengusaha sukses juga memiliki sumber daya kuat dalam urusan pendanaan. Ini kombinasi yang sepadan, karena elektbilitas tinggi memang harus dikwanikan dengan modal logistik yang kuat.***

Editor : Buliran News
dibawah pilihan editor
Tag:
vertikal dalam kontent
Bagikan

Berita Terkait
Terkini