Payakumbuh — Saluran irigasi utama atau Tali Bandar yang mengalirkan air dari Batang Agam untuk mengairi sawah di tiga kelurahan, yaitu Tiakar, Payobasuang, dan Koto Panjang di Kecamatan Payakumbuh Timur, putus akibat tanah longsor yang terjadi pada Rabu pagi (21/5).
Akibatnya, ratusan hektare sawah masyarakat di ketiga kelurahan tersebut terancam tidak mendapat pasokan air yang cukup untuk kegiatan pertanian.
Dua tahun lalu, tepatnya pada September 2023, masyarakat secara swadaya bergotong royong memperbaiki saluran tersebut dengan dukungan dana dari para perantau.

Menanggapi peristiwa ini, Wakil Presiden Partai Buruh Ilhamsyah menyatakan keprihatinannya. "Tragedi ini mestinya mendapat atensi serius dari Pemerintah Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat," ujarnya. "Kasihan para petani kita, terancam tidak bisa mengolah sawah mereka," tegas aktivis yang akrab disapa Boing ini.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Payakumbuh, Hurisna Jamhur, mengaku telah meminta perhatian Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Payakumbuh, Mulyadi, untuk segera menindaklanjuti kerusakan tersebut.
"Pak Kadis sudah menyanggupi dan bahkan sudah meneruskan laporan ini ke tingkat Provinsi," ungkap Hurisna melalui pesan WhatsApp.Mantan Tuo Banda Kenagarian Tiakar-Payobasuang, Palimo Sitampai, mengungkapkan bahwa persoalan ini sebenarnya sudah pernah dilaporkan kepada Pemerintah Provinsi melalui Camat, Dinas PUPR, bahkan kepada Penjabat Wali Kota Payakumbuh saat itu, Rida Ananda.

"Sayang sekali, sudah lebih dari dua tahun kami menanti, tapi tidak ada perhatian. Janji hanya sebatas janji," ujarnya dengan nada kecewa. "Sekarang inilah akibatnya!" serunya.
Memahami kompleksitas jalur birokrasi, para perantau Nagari Payobasuang di wilayah Jakarta Raya kini berinisiatif menggalang dana untuk membangun sambungan darurat menjelang perbaikan total oleh pemerintah.
Editor : Redaktur Buliran