Setya Budi Arijanta mengatakan program ini diambil dari anggaran Kementerian Dasar dan Menengah. Ia menjelaskan, kesepakatan pembelian dengan vendor dilakukan hampir dua bulan lalu. Pemerintah memilih Hisense karena perusahaan tersebut yang menawarkan harga paling murah, dibanding pesaingnya, Acer, yang menyodorkan harga Rp 40 an juta per unit.
Sementara itu, Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri melihat program penyediaan ribuan televisi layar atau smart TV ini memiliki celah korupsi yang sangat tinggi.
"Jangan sampai ada chromebook jilid dua," kata Iman saat dihubungi pada Jumat, 15 Agustus 2025. Pengadaan laptop chromebook merupakan program digitalisasi pendidikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang saat ini tengah diusut Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Gogot Suharwoto mengatakan program ini merupakan media untuk membangun ekosistem digital classroom dan pembelajaran berbasis teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Kemendikdasmen, kata Gogot, berkomitmen melaksanakan intruksi presiden, dan merealisasikan program ini sebaik-baiknya dengan menyalurkan smart TV ke seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta. ***(Isaac J)
Editor : Redaktur Buliran