Scroll untuk baca artikel
banner ping kiri 120x600
banner kuping kanan120x600
banner1

Raja Sulaeman, Pendiri Kota Manila dari Minangkabau

Raja Sulaeman, Pendiri Kota Manila dari Minangkabau
Raja Sulaeman, Pendiri Kota Manila dari Minangkabau
bawah headline

MENTEBUT nama Manila, ingatan kita pastinya akan langsung melayang ke Filipina. Ya, tak salah, Manila memang menjadi ibu kota dan sebuah kota metropolitan di negara tetangga Indonesia itu.Filipina dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang identik dengan Spanyol. Hal itu bukan tanpa sebab. Dilansir dari jpnn.com, negeri tetangga Indonesia tersebut merupakan bekas koloni bangsa Spanyol di masa lalu. Tak banyak yang tahu, Filipina sejatinya sempat dipimpin oleh putera Indonesia asal Minangkabau, Raja Sulaiman.

Sebelum kedatangan bangsa Spanyol, Filipina berada di bawah kekuasaan Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri Filipina. Di sana, ia telah menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok negeri. Namun, adanya peperangan besar dengan pihak kolonial Spanyol merubah wajah Filipina secara besar-besaran yang bertahan hingga saat ini.Pada Pada pertengahan abad ke-16, wilayah Manila diperintah oleh tiga pemimpin besar yakni Raja Sulaeman, Raja Matanda dan Raja Lakandula. Ketiganya memimpin sebuah wilayah yang berbeda-beda, namun masih berada di dalam satu kawasan.

Laman dari takaitu.com menuliskan, Raja Sulaeman dan Raja Matanda menguasai area selatan Sungai Pasig yang saat ini bernama Manila. Sedangkan Raja Lakandula menguasai di bagian utara. Para pembesar ini bahkan memiliki hubungan perdagangan dengan Kesultanan Sulu, Brunei dan Ternate di Cavite.Sejatinya, pemerintahan Islam di Filipina telah ada dan berkembang dengan sangat pesat. Jauh sebelum kedatangan bangsa Spanyol. Dalam disertasi ‘Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabu’ tahun 1974 yang dikutip dari takaitu.com, Mochtar Naim menemukan jejak-jejak mengenai orang-orang Minang yang merantau ke Kepulauan Sulu, Filipina.

Salah satunya adalah jejak Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri kota Manila di Filipina. Hal ini juga diperkuat dari laman republika.co.id yang menuliskan, penamaan Kota Manila berasal dari kata fi’ amanillah, yang berarti di bawah lindungan Allah SWT.Sayang, ketentraman para penduduk muslim Filipina mendadak berubah saat armada besar asal Spanyol datang ke wilayah tersebut. Sumber dari jpnn.com menyebutkan, pasukan laut negeri matador pimpinan Ferdinand Magellan itu sempat bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Sultan Sulaeman.

Kala itu, pembesar asal Minangkabau itu menguasai Pulau Seludung yang kini telah berganti nama menjadi Luzon. Dalam perang yang terjadi pada 27 April 1521 , seorang pemuka Islam yang bernama Lapu Lapu di wilayah setempat berhasil membunuh Ferdinand Magellan. Sayang, dominasi kekuatan Spanyol yang besar akhirnya sukses mengubah wajah Filipina.[caption id="attachment_20590" align="alignnone" width="620"] PATUNG Raja Sulaeman di jantung Kota Manila Filipina.[/caption]

Advertisement
scrol dalam berita
Scroll kebawah untuk lihat konten
Setelah berjaya dalam beberapa dekade, komunitas Islam di Filipina mulai menyusut secara perlahan. Dilansir dari republika.co.id, ada sekitar 5,1 juta Muslim berdasarkan sensus 2010, atau 11 persen dari total keseluruhan populasi negara tersebut.Meski demikian, negara tersebut tak lepas dari sejarah kebesaran umat Islam yang menjadi pemimpin mereka sebelum kedatangan bangsa Spanyol. Salah satu yang bisa disaksikan adalah bangunan Intramorus Walle City yang dibangun oleh Raja Sulaeman, pemimpin masyarakat Melayu sekaligus pendiri Filipina.

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya di masa lalu, figur Raja Sulaeman diabadikan menjadi sebuah patung yang terletak di Rizal Park, Manila. Laman takaitu.com menyebutkan, hal ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa sang pemimpin sebagai pendiri kota Manila, sekaligus tokoh muslim yang gigih melawan bangsa Spanyol yang datang ke Filipina di masa lalu.Jejak peradaban Islam yang memang dikenal telah mengakar di wilayah Asia Tenggara, telah menyebar dengan cepat di berbagai negara. Termasuk di Filipina sendiri. Meski kini negara tersebut telah bersalin rupa secara drastis, toh peninggalan kebesaran Islam di masa lalu masih bisa dilihat hingga saat ini dan menjadi sebuah bagian sejarah yang abadi. ***

  

Editor : Buliran News
dibawah pilihan editor
Tag:
vertikal dalam kontent
Bagikan

Berita Terkait
Terkini