BuliranNews, SHANGHAI- Lockdown yang dilakukan China akibat Covid-19 ternyata berpengaruh bukan hanya di Shanghai maupun Beijing. Namun hingga ke wilayah Eropa.Seperti dikutip dari CNBC Internasional, mereka melaporkan hampir 60% bisnis Eropa di negara itu akhirnya memotong proyeksi pendapatan 2022. Menurut survei yang dilakukan Kamar Dagang Uni Eropa di China, penyebabnya adalah karena kontrol yang dilakukan akibat Covid-19.
Mereka memutuskan pemotongan tersebut berkisar 6% hingga 15%, dikutip Jumat (6/5).Sementara pada bisnis China, survei bulanan juga menunjukan sentimen diantara bisnis manufaktur dan jasa turun ke level terendah pada April. Ini terjadi pertama kalinya sejak pandemi pertama kali menyerang pada Februari 2022.
Pada survei tersebut menunjukkan kontraksi lebih lanjut pada aktivitas bisnis terjadi pada bulan Maret lalu.IMP layanan Caixin menunjukkan penurunan 36,2 pda bulan April. Jauh dari garis bawah 50 yang menunjukkan kontraksi atau ekspansi.
Selain itu lockdown juga tidak bisa membuat masyarakat membeli properti real estat. Penjualan pada 30 kota teratas anjlok hingga 54% pada April dibandingkan tahun lalu.Starbucks juga terdampak, dilaporkan 72% dari 225 kota di China yang terdapat tokonya mengalami wabah omicron. Raksasa kopi itu memiliki 5.600 toko di seluruh negeri dan merupakan pasar terbesar kedua dunia.
Kepala Starbucks China, Belinda Wong menyebutkan kebanyakan tokonya masih bisa beroperasi dengan menerapkan protokol keselamatan yang ketat. Sementara sepertiga toko Starbucks akhirnya ditutup sementara atau hanya melayani pengiriman atau take out. (*/npb/cic)
Editor : Buliran News