Payakumbuh - Ikatan Pemangku Adat (IPA) Padang Panjang terus menunjukkan eksistensinya sebagai wadah penting dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai adat Minangkabau. Pertemuan periodik yang telah berjalan sejak tahun 1970-an ini secara rutin digelar setiap dua bulan sekali di Balai Adat Kalimo Suku Padang Panjang, Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Lima Puluh Kota.
"Sampai hari ini, alhamdulillah, pertemuan rutin ini masih terus dilestarikan," ungkap R.P. Dt. Marajo Ciindo.
Pertemuan ini selalu dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dalam tatanan masyarakat adat, mulai dari niniak mamak pemangku adat, bundo kanduang sebagai penjaga nilai dan tradisi keluarga, alim ulama yang memberikan pandangan dari segi agama, cadiak pandai yang menyumbangkan pemikiran intelektual, hingga perwakilan pemerintah setempat, seperti Kepala Jorong Riko Satria. Kehadiran berbagai elemen ini menunjukkan sinergi yang kuat dalam menjaga keharmonisan dan keberlangsungan adat di Padang Panjang.
Diskusi dalam pertemuan rutin ini selalu menarik dan relevan dengan perkembangan zaman. Berbagai topik dibahas secara mendalam, mulai dari aturan-aturan adat yang menjadi pedoman hidup masyarakat, penanganan kasus-kasus yang melibatkan anak kemanakan, hingga fenomena-fenomena kekinian yang mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya. Tak ketinggalan, isu-isu seputar keminangkabauan secara umum juga menjadi perhatian utama dalam setiap pertemuan.
Dalam pertemuan rutin yang digelar pada hari Minggu, 11 Mei 2025 kemarin, IPA Padang Panjang menghadirkan seorang pencatat memori kolektif yang telah dikenal luas di Luhak Limo Puluah yaitu Feni Efendi. Kehadiran Feni Efendi memberikan warna tersendiri dalam pertemuan tersebut. Beliau berbagi cerita dan pengalamannya dalam menelusuri jejak masa lalu Luhak Limo Puluah, sebuah kawasan historis yang kaya akan nilai-nilai budaya Minangkabau. Paparan Feni Efendi membangkitkan kembali ingatan dan pemahaman para peserta tentang akar budaya mereka.
Sebagai penutup acara yang berkesan, Feni Efendi memberikan sumbangan berharga berupa sebuah buku karya tulisnya yang berjudul "Pajacombo: Literatur tentang Tanah Payau" kepada niniak mamak Kalimo Suku Padang Panjang. Buku tersebut diterima langsung oleh Ketua Ikatan Pemangku Adat (IPA) Padang Panjang, A. Dt. Mangun Sampono. Sumbangan buku ini diharapkan dapat menjadi tamabah referensi pengetahuan dan inspirasi bagi generasi penerus dalam memahami dan melestarikan sejarah serta budaya Minangkabau, khususnya di Luhak Limo Puluah.
"Saya sangat salut melihat kekompakan pemangku Ikatan Pemangku Adat (IPA) Padang Panjang ini yang konsisten adakan pertemuan yang sudah lebih dari 50 tahun," kata Feni Efendi.
Pertemuan rutin IPA Padang Panjang ini menjadi bukti nyata komitmen masyarakat adat dalam menjaga dan mengembangkan warisan leluhur di tengah arus globalisasi. Keberlangsungan forum diskusi ini selama lebih dari lima dekade menunjukkan betapa pentingnya wadah ini bagi eksistensi adat Minangkabau di Padang Panjang.
"Dengan adanya pertemuan rutin ini maka tali silaturahmi pun semakin kuat dan rasa kekeluargaan pun semakin besar," pungkas kepala jorong, Riko Satria.
Home
Berita
Ikatan Pemangku Adat (IPA) Padang Panjang Rutin Gelar Pertemuan Bahas Adat dan Isu Kekinian
Ikatan Pemangku Adat (IPA) Padang Panjang Rutin Gelar Pertemuan Bahas Adat dan Isu Kekinian
| 50 klik

Berita Terkait