Ia merinci, di lahannya seluas 1 kotak, biasanya hanya mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp1,5 juta. Namun akibat serangan hama ini, ongkos produksi bisa naik menjadi Rp2 juta bahkan bisa lebih. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap pendapatan hasil panen.
“Mudah-mudahan tidak sampai gagal panen, tetapi untuk kembali modal kemungkinan sulit. 1 kotak, paling irit itu memerlukan biaya Rp1,5 juta tetapi bisa naik sekitar Rp500 ribuan,” sebutnya.
Tak hanya Jasmami, petani lainnya, Joko Pramono juga merasakan persoalan serupa. Ia mengaku hama yang menyerang tanaman padinya bahkan sejak awal tanam, hingga sekarang.
“MT 2 ini sangat susah. Dari mulai awal tanam sudah terkena asem-aseman, tanaman selesai dipupuk enggak hijau tetapi malah merah semua. Ada yang mati, ada yang masih bertahan, habis itu ada sundep atau kaper yang nelur jadi ulat, itu hama semakin memperparah,” ucapnya.Tak hanya berhenti di situ, 30 hari setelah tanam setelah diobati dengan biaya yang besar persoalan tidak berhenti. Karena datang lagi hama lain seperti hama wereng dan tikus.
Editor : Redaktur Buliran