Scroll untuk baca artikel

Kisah Perpecahan Internal NU Mulai Mengeras, PBNU Kini Berada di Dua Kubu

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf (GUs Yahya). (Foto: NU Online)
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf (GUs Yahya). (Foto: NU Online)

Amin juga menegaskan bahwa rapat tersebut tidak memenuhi syarat formal pleno, karena peserta yang hadir hanya sekitar seperempat dari total anggota.

“Yang hadir hanya seperempat saja dari anggota pleno. Karena itu, mayoritas menolak,” katanya.

Data kehadiran menjadi salah satu argumen utama kubu Gus Yahya. Dari 216 anggota pleno, hanya 58 orang yang hadir: Mustasyar 2 dari 29, Syuriah 20 dari 53, Tanfidziyah 22 dari 62, A’wan 7 dari 40. Dari lembaga PBNU hanya 5 dari 18 yang hadir, dan Banom 2 dari 14.

“Artinya lebih dari tiga perempat anggota memilih tidak datang. Ini sinyal kuat bahwa langkah pemakzulan tidak mendapat dukungan luas,” kata Amin.

PBNU kubu Gus Yahya juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga nahdliyin atas kisruh internal yang terjadi ketika Indonesia tengah menghadapi bencana besar di Sumatera. Meski begitu, mereka menegaskan PBNU tetap fokus membantu masyarakat melalui gerakan “Solidaritas Satu Juta Keluarga untuk Korban Bencana Alam”.

Editor : Redaktur Buliran
Bagikan

Berita Terkait
Terkini