Scroll untuk baca artikel

Pakar: Sektor Pertanian di Era Prabowo Jadi 'Jawara' Baru dalam Menopang Pertumbuhan Ekonomi

Ilustrasi - panen padi.
Ilustrasi - panen padi.

Mengapa naik tinggi? Dia menyebut sejumlah faktor. Pertama, produksi beras dan jagung triwulan I-2025 cukup tinggi, karena luas panen yang mengalami kenaikan. Di mana, luas panen yang tinggi karena luas tanam yang tinggi.

"Karena 3-4 bulan lalu, saat tanam padi dan jagung, iklim atau cuacanya normal. Sementara produksi beras dan jagung triwulan I-2024, rendah karena luas panen rendah, karena luas tanam yang rendah. Pada 3-4 bulan (September-Desember 2023) sebelum Januari-Maret 2024, iklim atau cuaca tidak normal, ada El Nino. Jadi, produksi padi dan jagung di triwulan I-2025 tinggi, salah satunya karena itu tadi, iklim atau cuacanya normal," bebernya.

Sebelumnya, Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebut sektor Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan dobel digit untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir. Yakni sebesar 10,52 persen secara tahunan atau year on year (yoy) di triwulan I-2025.

“Jadi, dalam waktu kurun 2010 sampai dengan 2025, baru kali ini pertanian bisa tumbuh double digit di triwulan I. Oleh sebab itu, selama 15 tahun terakhir, kali ini adalah pertumbuhan sektor pertanian yang tertinggi,” ujar Amalia di Jakarta, Senin (5/5/2025).

Ia menuturkan, peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dari Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan didorong oleh pertumbuhan subsektor tanaman pangan sebesar 42,26 persen (yoy), berkat panen raya padi dan jagung. (Ic/Red)

Editor : Redaktur Buliran
Bagikan

Berita Terkait
Terkini