"Ada diskriminasi yang saya alami sendiri. Selama ini buruh perempuan itu dianggap lajang, walaupun statusnya sudah menikah. Itu berimbas juga terhadap tunjangan yang kami terima.
Kami tidak mendapat tunjangan keluarga, tunjangan anak. Jadi tetap dianggap lajang. Sementara pajak sendiri dipotong khusus, tidak disatukan dengan suami," sebutnya.
Sementara, Yanto Sulistiantono, buruh outsourcing yang turut dalam demo menuntut penghapusan buruh alih saya tersebut. Ia mengatakan, telah berjuang menuntut hal itu sejak 2010.
"Hasilnya belum maksimal karena kebijakan-kebijakan yang ada di negara ini belum memihak buruh outsourcing," kata Yanto.Yanto ikut mengkritisi tunjangan dan upah anggota dewan yang tidak dipotong pajak.
Editor : Redaktur Buliran