"Jadi kami tidak paksakan, itu yang pertama. Kedua, kami tidak pernah meminta pihak mana pun untuk menyembunyikan kejadian. Bahkan sebetulnya kami mendorong semua SPPG memiliki media sosial untuk menyampaikan semua kegiatannya secara terbuka, termasuk menu hariannya sehingga bisa dipantau," ujar Dadan.
"Saya kira di era seperti ini sulit menutupi semua kejadian itu. Karena semakin kita berikan tekanan seperti itu, saya kira akan semakin banyak hal-hal yang dilaporkan diam-diam dan itu malah menjadi kontra produktif untuk Badan Gizi Nasional."
'Hentikan sementara dan evaluasi menyeluruh'
Sementara itu, orang tua siswa asal Kota Semarang, Catur menilai, bahwa program MBG tidak perlu dihentikan, hanya saja ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki.
"Kalau menurut saya dilanjutin tidak apa-apa dengan catatan yaitu harus ada pengawasan yang lebih ketat di pengolahannya dan penggunaan dananya itu," ucap Catur.Berdasarkan cerita anaknya sebagai penerima manfaat program MBG, dari segi makanan tentunya memiliki plus minus, sehingga kadang membantu gizi anak dan kadang juga ada makanan yang basi.
Editor : Redaktur Buliran