Dari ketiga anaknya itu hanya satu yang baru menerima MBG. Ia pun mengaku bingung dengan program tersebut.
Bahkan, kata dia, sebagai "warga negara biasa" kecil kemungkinan didengar keluhannya oleh pemerintah.
Dia sendiri mengaku ada masalah yang ingin dia tanyakan, yaitu nilai gizi yang disajikan dalam menu-menu MBG.
"Lagian menu-menu yang disajikan ke anak-anak itu apa memang betul-betul bergizi seperti yang diklaim pemerintah? Saya juga tidak yakin. Contoh saja anak saya diberi menu burger, yang lebih sering disebut junk food. Saya juga tidak tahu apakah nilai gizinya ada seperti yang disebut takaran gizinya," ujar Lina."Kadang juga (menu MBG) hanya dengan lauk telur dan tempe, tahu tempe tambah sayur, kadang juga lauk ayam. Nah kalau begini menu di rumah juga begini, bahkan lebih variatif malah," sambungnya.
Editor : Redaktur Buliran