"Kalau programnya bagus, tapi nyuwun sewu kadang ada yang menurut dia (anaknya) kayak basi gitu. Terus anak saya ini kan tidak suka pedas, jadi ya kurang suka atau kurang cocok di menunya gitu," kata Catur.
Ia menilai, program ini memiliki tujuan yang bagus, hanya saja secara pengawasan masih kurang dan sehingga sering terjadi insiden yang merugikan para siswa.
"Meskipun di dapur itu ada ahli gizinya, maksudku kadang kok bisa keluarnya makanan kayak gitu, Jika dilihat itu, ketika dipegang oleh chef yang betul-betul bisa makanannya juga enak."
Kemudian ia juga menilai, kadang memang terjadi kondisi yang cukup berat sebelah antara daerah satu dengan yang lain. Artinya secara gizi dari program ini kadang tidak merata satu sama lain."Memang harga bahan pokok di setiap daerah berbeda-beda. Tapi kan harusnya enggak sampai jomplang kayak gitu kan. Berarti kan ada pengawasan yang kurang dari BGN-nya," ujar Catur.
Editor : Redaktur Buliran